Review Film Quantumania

Comments · 316 Views

Setelah MCU phase 4 ditutup dengan apik oleh Black Panther: Wakanda Forever, giliran Ant-Man and the Wasp: Quatumania yang resmi membuka membuka MCU phase 5.

Film dibuka dengan flashback Janet, istri Hank sekalian ibu Hope, yang terjerat di dunia Quantum Realm sekian tahun lalu. Lantas, kembali lagi ke saat ini, kehidupan Scott Lang berbeda 180 derajat jadi lebih gampang saat dia dijumpai tergabung dengan Avengers untuk selamatkan dunia.

Dalam pada itu, si putri yang disayangi, Cassie, sedang ada di umur-usia remaja yang penuh idealisme dan sukai melawan. Di tengah-tengah makan keluarga, Cassie tidak menyengaja mengungkapkan jika dia bersama Hope dan Hank sedang kerjakan penemuan baru untuk dapat tersambung dengan dunia Quantum Realm tanpa perlu ada di sana.

Tidak seutuhnya terbuka dengan apa yang telah ada di di dunia Quantum, Janet segera untuk hentikan penemuan mereka. Betul saja, saat penemuan itu aktif, mereka tanpa sadar mengirim signal dan pada akhirnya terjerat di dunia Quantum.

Dunia Quantum Realm sebagai dunia yang cukup kompleks dan tidak sesimpel gagasan mereka. Scott Lang bersama putrinya terpisah dengan Janet, Hank, dan Hope. Janet yang sangat mengenali dunia ini selanjutnya segera untuk temukan Scott dan Cassey yang terancam bahaya dari lawannya, Kang the Conqueror.

Sebetulnya perselisihan apa yang telah ada antara Janet dan Kang? Apa mereka dapat kembali lagi ke bumi? Dapatkan jawabnya, pada film Ant-Man and the Wasp: Quantumania yang telah sah tampil di semua bioskop Indonesia mulai Rabu, 15 Februari 2023, ya!

Bila dapat disebut, this movie isn't that bad, but it's not that good either. Well, kemungkinan agar lebih gampang, saya akan menguraikan kekurangan dan kelebihan pada film MCU satu ini. Diawali dari keunggulannya, pemirsa akan dimanja dengan visual pelukisan dunia Quantum dan makhluk-makhluk unik yang hidup di situ.

Plot narasi gampang dipahami, bahkan juga bila belum melihat beberapa film Ant-Man awalnya, kamu tetap pahami kerangka ceritanya. Satu kembali, kekuatan beradu peranan beberapa bintang, ditambah Jonathan Majors sebagai Kang the Conqueror, yang dipenuhi dengan sakit hati, kekejaman, dan keangkuhan.

Dalam pada itu, kelemahan pada film ini satu diantaranya ada pada penulisan scenario yang berkesan malas, ditambah dengan formulasi yang lumayan gampang diterka sekalian ide multiverse yang cuma seperti "tempelan" demikian saja. Beberapa CGI berasa kurang smooth, hingga benar-benar sayang.

Selanjutnya http://191.101.3.29

Comments